Selasa, September 30, 2008

Thunder 125 - The Real Partner


Perhatian: yang saya review saat ini adalah Thunder 125 tahun 2007 (generasi kedua) milik saya sendiri.

Ini adalah motor sport pertama saya. Setelah beberapa tahun mengendarai motor bebek (Shogun dan Smash), akhirnya saya memiliki motor sport. Sebenarnya, di garasi pernah ada Honda GL Pro dan Yamaha RZR, tapi kedua motor itu adalah milik kakak saya. Karena karakteristik yang berbeda, selama masa inreijden (500km pertama) saya gunakan untuk latihan dan adaptasi. Transmisi Thunder yang lembut membuat saya cepat terbiasa. Mesin 125cc juga sangat mudah untuk dijinakkan. Posisi duduknya juga sangat nyaman. Surabaya-Kediri pp (sekitar 500km) tidak terasa pegal. Suspensinya pun cukup empuk. Tarikannya juga lumayan bagus (mengingat mesinnya hanya 125 cc). Konsumsi bensinnya pun lumayan irit, 1:45 (milik sepupu saya bisa mencapai 1:55). Jika ingin bersosial, klub Thunder juga sudah banyak. Sebenarnya, sebelum membeli Thunder, Bajaj Pulsar 180 merupakan pilihan saya. Tetapi karena cicilan kreditnya lumayan besar, saya memilih Thunder untuk menggantikan Smash. Sebelum memiliki Shogun pun saya sudah melirik Thunder 250, tetapi sekali lagi terbentur masalah dana. Kembali ke Thunder 125. Dari segi desain, Thunder terlihat cukup besar. Mulai dari tangki bensin yang besar dan desain blok mesin yang juga besar, membuat Thunder terlihat garang. Apalagi velg standarnya menggunakan velg racing dan ukuran ban belakang yang cukup besar membuat Thunder terlihat lebih jantan. Dan jangan lupa, harganya juga murah untuk sebuah motor sport, hanya Rp 14,5 juta (harga berbeda di setiap kota). Sayang, masih ada kelemahan yang cukup membuat saya kurang nyaman dengan Thunder. Kelemahan yang saya keluhkan antara lain:
  1. Mesin 125 cc terlalu kecil bagi saya. Setidaknya mesin yang digunakan adalah 150 cc.
  2. Lampu standar yang kurang terang. Desain rumah lampu yang besar membuat cahaya lampu tidak dapat maksimal.
  3. Bagian awal (bagian kerucut) silencer knalpot tidak tertutupi oleh pelindung panas. Jika tidak menggunakan celana panjang, kaki kanan akan beresiko "terstempel" saat mendorong motor.
  4. Desain alur ban yang kurang menggigit di atas jalan berpasir (gravel).
Sepintas Thuder 125 dan Thunder 250 tidak berbeda. Ini karena yang berbeda hanya mesin+knalpot, velg+ban, instrumen dan setangnya saja. Rangka, tangki bensin dan lampunya sama. Berikut ini adalah spesifikasinya:
 
DIMENSI  
Panjang Keseluruhan mm 1.945
Lebar Keseluruhan mm 735
Tinggi Keseluruhan mm 1.070
Jarak Antara As Roda mm 1.265
Jarak Mesin ke Tanah mm 160
Berat Kendaraan kg 122
Tinggi Tempat Duduk mm 750
 
MESIN
Jenis 4 langkah, Berpendingin Udara OHC
Jumlah Silinder 1 (satu)
Diameter Silinder mm 57
Langkah Piston mm 48,8
Kapasitas Silinder cm3 124
Perbandingan Kompresi 9,2 : 1
Daya Maksimum   11,5 Ps/9.500 rpm
Karburator MIKUNI BS26SS, Tunggal
Saringan Udara Elemen Busa Polyurethane
Sistem Starter Listrik dan engkol
Sistem Pelumasan Perendaman Oli
 
TRANSMISI
Kopling Manual, Rack & Pinion
Transmisi 5 Percepatan
Arah Perpindahan Gigi 1 Ke bawah, 4 Ke atas
Rantai Penggerak 118 Mata
 
RANGKA
Suspensi Depan Teleskopik, pegas spiral, bantalan oli
Suspensi Belakang Lengan ayun, bantalan oli, 5 tingkat pengaturan
Sudut Kemudi 42o (Kanan dan Kiri)
Radius Putar   2,1 m
Rem Depan / Rem Belakang Cakram / Tromol
Ukuran Roda Depan 80/100 - 18 4PR
Ukuran Roda Belakang 90/90 - 18 4PR
 
SISTEM LISTRIK
Sistem Pengapian CDI
Busi NGK CR8E, ND U24ESR-N
Accu 12 Volt (8Ah) 10 HR
Kapasitas :
Tangki Bahan Bakar
+ Cadangan L 14
Tangki Cadangan L 2
Oli Mesin ml 1.100
  

Tidak ada komentar: