Selasa, September 30, 2008

FXR 150 - Motor Impianku


Semoga PT IMNI (ATPM Suzuki) membaca blog ini.

Sejak awal kemunculannya, sekitar awal 2000an, saya langsung jatuh hati pada motor ini. Memang, pada waktu itu saya masih belum diijinkan untuk membawa motor sendiri (karena masih SMP). Tapi hasrat untuk memiliki motor ini tetap kuat. Pada masa itu memang belum ada motor 4-tak sejenis yang berkeliaran di jalanan kota Surabaya. Motor sport ini menggunakan desain split fairing, single cylinder 150 cc, DOHC 4-valve, 6speed, double disc-brake, dan yang membuat motor ini keren adalah speedometer full-digital yang lazim digunakan di arena GP. Tapi sayang, harapan untuk memiliki motor ini (kondisi baru) kandas karena pihak Suzuki sudah tidak memproduksi motor ini. Kalaupun ingin, harus pesan dulu di Suzuki New Zealand. Hingga kini, saya masih mengidam-idamkan motor seharga Rp 33 juta (harga tahun 2002, sekarang yang second sekitar 21 juta). Meskipun ada Honda CBR 150, Yamaha V-ixion 150, dan Suzuki Satria FU150 (adiknya FXR), saya tetap menginginkan FXR (kalau bisa punya FU150 dan FXR 150). Saya akan merasa senang sekali jika IMNI bersedia untuk melahirkan kembali si baby bandit ini (dalam bentuk CKD). Jika hal itu terjadi, saya akan langsung membeli motor ini, sebagai teman Thunder, Jupiter, dan Vespa saya di garasi. Untung saja di parkiran kampus ada 2 ekor FXR, jadi kerinduan hati ini bisa sedikit terobati.

Thunder 125 - The Real Partner


Perhatian: yang saya review saat ini adalah Thunder 125 tahun 2007 (generasi kedua) milik saya sendiri.

Ini adalah motor sport pertama saya. Setelah beberapa tahun mengendarai motor bebek (Shogun dan Smash), akhirnya saya memiliki motor sport. Sebenarnya, di garasi pernah ada Honda GL Pro dan Yamaha RZR, tapi kedua motor itu adalah milik kakak saya. Karena karakteristik yang berbeda, selama masa inreijden (500km pertama) saya gunakan untuk latihan dan adaptasi. Transmisi Thunder yang lembut membuat saya cepat terbiasa. Mesin 125cc juga sangat mudah untuk dijinakkan. Posisi duduknya juga sangat nyaman. Surabaya-Kediri pp (sekitar 500km) tidak terasa pegal. Suspensinya pun cukup empuk. Tarikannya juga lumayan bagus (mengingat mesinnya hanya 125 cc). Konsumsi bensinnya pun lumayan irit, 1:45 (milik sepupu saya bisa mencapai 1:55). Jika ingin bersosial, klub Thunder juga sudah banyak. Sebenarnya, sebelum membeli Thunder, Bajaj Pulsar 180 merupakan pilihan saya. Tetapi karena cicilan kreditnya lumayan besar, saya memilih Thunder untuk menggantikan Smash. Sebelum memiliki Shogun pun saya sudah melirik Thunder 250, tetapi sekali lagi terbentur masalah dana. Kembali ke Thunder 125. Dari segi desain, Thunder terlihat cukup besar. Mulai dari tangki bensin yang besar dan desain blok mesin yang juga besar, membuat Thunder terlihat garang. Apalagi velg standarnya menggunakan velg racing dan ukuran ban belakang yang cukup besar membuat Thunder terlihat lebih jantan. Dan jangan lupa, harganya juga murah untuk sebuah motor sport, hanya Rp 14,5 juta (harga berbeda di setiap kota). Sayang, masih ada kelemahan yang cukup membuat saya kurang nyaman dengan Thunder. Kelemahan yang saya keluhkan antara lain:
  1. Mesin 125 cc terlalu kecil bagi saya. Setidaknya mesin yang digunakan adalah 150 cc.
  2. Lampu standar yang kurang terang. Desain rumah lampu yang besar membuat cahaya lampu tidak dapat maksimal.
  3. Bagian awal (bagian kerucut) silencer knalpot tidak tertutupi oleh pelindung panas. Jika tidak menggunakan celana panjang, kaki kanan akan beresiko "terstempel" saat mendorong motor.
  4. Desain alur ban yang kurang menggigit di atas jalan berpasir (gravel).
Sepintas Thuder 125 dan Thunder 250 tidak berbeda. Ini karena yang berbeda hanya mesin+knalpot, velg+ban, instrumen dan setangnya saja. Rangka, tangki bensin dan lampunya sama. Berikut ini adalah spesifikasinya:
 
DIMENSI  
Panjang Keseluruhan mm 1.945
Lebar Keseluruhan mm 735
Tinggi Keseluruhan mm 1.070
Jarak Antara As Roda mm 1.265
Jarak Mesin ke Tanah mm 160
Berat Kendaraan kg 122
Tinggi Tempat Duduk mm 750
 
MESIN
Jenis 4 langkah, Berpendingin Udara OHC
Jumlah Silinder 1 (satu)
Diameter Silinder mm 57
Langkah Piston mm 48,8
Kapasitas Silinder cm3 124
Perbandingan Kompresi 9,2 : 1
Daya Maksimum   11,5 Ps/9.500 rpm
Karburator MIKUNI BS26SS, Tunggal
Saringan Udara Elemen Busa Polyurethane
Sistem Starter Listrik dan engkol
Sistem Pelumasan Perendaman Oli
 
TRANSMISI
Kopling Manual, Rack & Pinion
Transmisi 5 Percepatan
Arah Perpindahan Gigi 1 Ke bawah, 4 Ke atas
Rantai Penggerak 118 Mata
 
RANGKA
Suspensi Depan Teleskopik, pegas spiral, bantalan oli
Suspensi Belakang Lengan ayun, bantalan oli, 5 tingkat pengaturan
Sudut Kemudi 42o (Kanan dan Kiri)
Radius Putar   2,1 m
Rem Depan / Rem Belakang Cakram / Tromol
Ukuran Roda Depan 80/100 - 18 4PR
Ukuran Roda Belakang 90/90 - 18 4PR
 
SISTEM LISTRIK
Sistem Pengapian CDI
Busi NGK CR8E, ND U24ESR-N
Accu 12 Volt (8Ah) 10 HR
Kapasitas :
Tangki Bahan Bakar
+ Cadangan L 14
Tangki Cadangan L 2
Oli Mesin ml 1.100
  

Lebaran yang Berbeda


Sebelum mulai, saya ingin mengucapkan:
Taqaballahu mina waminkum, minal aidzin wal faizdin.
Mohon maaf lahir dan batin.

Tahun ini, suasana lebaran sedikit berbeda. Perbedaan ini sebenarnya sudah mulai saya rasakan sejak awal bulan Ramadhan kemarin. Tahun-tahun sebelumnya, tiap Ramadhan saya selalu dekat dengan seorang (kadang beberapa) cewek. Entah mengapa tiap Ramadhan selalu begitu. Apakah ini ada hubungannya dengan nama saya? Nama saya Lucky, yang berarti Keberuntungan, dan saya lahir tanggal 22 Ramadhan 1410 (17 April 1990). Apakah hal tersebut ada hubungannya? Tapi sudahlah, semua itu sudah diatur oleh Allah SWT. Ramadhan tahun ini, tidak ada cewek yang dekat dengan saya. Kalaupun ada, itupun hanya dekat lewat YM (loo_q). Tapi tak apalah, daripada tidak sama sekali. 
Ramadhan tahun ini juga tidak saya lalui dengan santai seperti tahun-tahun sebelumnya. Mulai semester ini, kampus menerapkan kebijakan baru, dimana kebijakan membuat mahasiswa menulis resume yang dikumpulkan di pertemuan berikutnya. Kebijakan ini tentu saja semakin memberatkan mahasiswa. Karena itu, libur lebaran ini saya manfaatkan sebaik mungkin, meskipun tugas-tugas kuliah masih menumpuk. 
Selain masalah cewek dan tugas kuliah, ada yang berbeda dengan penampilan saya saat Ramadhan kemarin. Saya sengaja membiarkan kumis dan jenggot saya tumbuh. Saya ingin mengetahui bagaimana wajah saya jika dihiasi kumis dan jenggot, yang ternyata membuat saya terlihat lebih dewasa (baca: tua). Saya juga ingin mengetahui berapa cm kumis dan jenggot tumbuh dalam satu bulan.
Mengenai lebaran, tahun ini saya tidak mudik ke Mojokerto (kampung halaman ibunda saya) pada hari-H (seperti sebelumnya). Saya baru mudik pada H+7, atau pada saat "kupatan". Tahun ini, saya juga tidak mudik ke Jogja (kampung halaman ayahanda). Ini dikarenakan libur lebaran saya yan cuma satu minggu.
Lebaran ini, saya memiliki misi khusus. Saya ingin menemui "seseorang" di Kediri. Karena itu, sebelum tanggal 5, misi ini harus sudah saya laksanakan. Karena itu juga, helm saya juga harus sudah selesai saya modifikasi sebelum saya berangkat touring ke Kediri. Perjalanan ini akan menjadi yang kedua kalinya bagi saya dan motor kesayangan saya ke Kediri.

Sabtu, September 27, 2008

Mushalla di Mall, Mana yang Terbaik?



Saat ini di Surabaya telah berdiri banyak mall dan masih banyak yang dalam proses pembangunan. Tetapi, di mall-mall yang berdiri megah tersebut, tidak ada tempat beribadah yang layak dan sebanding dengan kemegahan bangunan induknya. Bahkan ada beberapa mushalla yang terletak di dekat toilet. Untuk sementara ini, mushalla di TP adalah yang terbaik (di Surabaya)  menurut saya. Di Sutos memang bagus, tapi sayang karpetnya bau kecut. Jika anda punya pendapat lain, komen saja. Terima Kasih.

BukBar Stoenity



Food Court TP3 lt.5,
Jum'at,  26 September 2008.
Akhirnya acara ini diadakan juga. Sepertinya harus menunggu Ramadhan jika ingin berkumpul lagi. Melalui acara buka bersama ini, teman-teman stoenity (sos 1 community; kelas waktu sma dulu) bisa berkumpul lagi. Meski masih sering bertemu, tetapi tidak pernah berkumpul bersama. Yang sangat disayangkan, acara kemarin tidak seramai tahun lalu karena ada beberapa orang yang tidak datang, termasuk si ketua kelas. Yang datang kemarin adalah:
  • Kemal
  • Nanda
  • Dani
  • Tifa
  • Dhea
  • Iga
  • Andre (dengan pacarnya)
  • Adham (dengan pacarnya)
  • Diaz
  • Bagus
  • Wulan
  • Juliani
  • Eylen
Next event, nonbar laskar pelangi...

Minggu, September 07, 2008

Google Chrome - Browser Baru dari Google


Google Chrome.
Ya, itulah nama browser baru yang diciptakan oleh Google. Hadir untuk bersaing dengan browser-browser besar yang sudah terlebih dahulu beredar luas, seperti Firefox, IE, Opera, Safari, dsb. Meski masih dalam versi beta, Chrome sudah menawarkan beberapa hal yang cukup menarik. Tampilannya yang minimalis, ukuran installer yang cukup kecil (hanya 474 KB), logo yang penuh warna dan loading yang lumayan cepat cukup impresif sebagai kesan pertama. Saat saya pertama kali menjalankan Chrome, yang saya katakan adalah,"Lega banget!". Tidak ada title bar, tidak ada status bar (yang biasanya ada di bawah) dan bar-bar lain yang biasanya memakan tempat. Yang membuat saya merasa agak aneh adalah tidak adanya search bar, yang biasanya ada di pojok kanan atas. Ternyata, search bar tersebut dilebur menjadi satu dalam address bar. Karena itu setiap kali saya menuliskan sesuatu di address bar (address maupun keyword), maka akan muncul tulisan "cari di google ...", search history, dan sugesti website.
Salah satu hal yang membuat saya nyaman adalah bahasa. Chrome menggunakan bahasa sesuai dengan bahasa Google tempat anda mengunduh. Misal, saya mengunduh Chrome via Google.co.id yang menggunakan Bahasa Indonesia, maka bahasa default untuk Chrome juga Bahasa Indonesia. Mengenai status bar, bar ini akan muncul hanya saat loading dan akan hilang setelah loading selesai (lebar status bar hanya sekitar 1/4 halaman). Selain itu, penggunaan RAM juga cukup hemat. Tetapi ini juga bisa menjadi salah satu kelemahan karena satu tab = satu proses. Jika ada 8 tab aktif, maka akan ada 8 proses chrome.exe di task manager. Tetapi ini juga menjadi salah satu nilai plus karena jika salah satu tab not responding, maka tab lainnya tidak akan terpengaruh. Lalu ada yang namanya Stealth mode. Dalam mode ini tidak akan ada cookies, cache, history, dsb.
Dalam Chrome juga ada Speed Dial, yang lebih dulu ada di Opera, hanya saja dalam Chrome tampilan Speed Dial tidak hanya most visited pages, tapi juga ada bookmark list dan recently closed tab. Chrome juga mampu melakukan sinkronisasi dengan IE dan Firefox. Ada beberapa hal yang menurut saya mengganggu, antara lain:
  • Tidak adanya magic wand
  • Tidak adanya mouse gesture (seperti Opera)
  • Tidak dapat melakukan dragscroll (entah apapun namanya) dengan menahan klik tengah
  • Tidak adanya Quick Preference (seperti F12 di Opera)
Karena ini masih versi beta, saya dapat memaklumi kekurangan-kekurangan dalam Chrome. Overall, Chrome cukup bagus. Masih ada banyak hal yang perlu saya pelajari lebih jauh. Untuk mengetahui komparasi antara Chrome, IE 8 beta, dan Firefox 3.1 beta silakan anda cari di www.n4g.com (akan diarahkan ke lifehacker.com). Jika ingin mengunduh, silakan buka google.com, akan ada link yang telah disediakan oleh Google. Oh ya, jangan lupa untuk mencoba iGoogle (seperti gambar di atas), personal homepage yang dapat diatur sesuai keinginan. Selamat mencoba!!!

NB: blog ini dibuat dan dipost menggunakan Chrome.